IKLAN1

AKU

Sabtu, 11 Desember 2010

VULVITIS

PENGERTIAN
Peradangan vulva dapat disebabkan oleh sejumlah iritan yang berbeda, yang terutama adalah Candida albicans, Trichomonas vaginalis, Gardnerella (Hemophilius) vaginalis, dan viris herpes simplex. Pada radang vulva (vulvitis) vulva membengkak, merah dan agak nyeri, kadang-kadang disertai dengan gatal.

KLASIFIKASI
Umumnya vulvitis dibagi dalam 3 golongan:
a. Yang bersifat lokal
b. Yang timbul bersama-sama atau sebagai akibat vaginitis
c. Yang merupakan permulaan atau manifestasi dari penyakit umum.
Yang termasuk ke dalam golongan vulvitis lokal ialah:
a. a. Infeksi pada kulit, termasuk rambut dan kelenjar-kelenjar keringat. Infeksi ini timbul karena luka.
b. Infeksi pada orifisium urethra eksternum, glandula paraurethralis. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh gonorea.
c. Infeksi pada glandula bartholini. Infeksi ini sering timbul pada gonorea, akan tetapi dapat mempunyai sebab lain, misalnya streptokokus, atau basil koli. Pada bartholini akut kelenjar membesar, merah, nyeri, dan lebih panas dari daerah sekitarnya. Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar melalui duktusnya, atau jika duktus tersumbat, menggumpal di dalamnya dan menjadi abses yang kadang-kadang dapat menjadi sebesar telur bebek. Jika belum menjadi abses, keadaan bisa diatasi dengan antibiotika, jika sudah bernanah dikeluarkan sayatan. Radang pada glandula bartholini dapat terjadi berulang-ulang dan akhirnya dapat menjadi menahun dalam bentuk kista bartholini.
Dalam golongan vulvitis sebagai permulaan atau manifestasi penyakit umum, terdapat antara lain:
 Penyakit-penyakit kelamin
 Tuberkulosis
 Vulvitis yang disebabkan oleh infeksi karena virus
 Vulvitis pada diabetes mellitus

PENYEBAB
Penyebabnya bisa berupa:
1. Infeksi
 Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
 Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik
 Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
 Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
2. Hygiene yang kurang
3. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
4. Obat-obatan
5. Perubahan hormonal.
6. Vulvitis sekunder terhadap leukorrhoe dan fistul gonore
7. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.

GEJALA
Gejala yang paling sering ditemukan adalah
 Keluarnya cairan abnormal dari vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju, atau kuning kehijauan atau kemerahan.
 Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis.
Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.
 Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina.
 Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
 Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat. Cairan yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
Polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual. Rasa gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
 Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses.
 Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifili

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang keluar dari vagina. Contoh cairan juga diperiksa dengan mikroskop dan dibiakkan untuk mengetahui organisme penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan Pap smear.

PENGOBATAN
Jika cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya.
Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari. Selain antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri.
Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat yang sama. Penipisan lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Selain obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun gliserin).
Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet). Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes.
Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar