IKLAN1

AKU

Selasa, 14 Desember 2010

SIPHYLIS

A. PENGERTIAN
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut ditularkan melalui hubungan seksual, baik vaginal, rektum, anal, maupun oral. Sifilis tidak menular melalui peralatan makan, tempat dudukan toilet, knop pintu, kolam renang, dan tukar-menukar pakaian. Penyakit ini bersifat laten atau dapat kambuh lagi sewaktu-waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi janin. .(http://onlinelibraryfree.com/2010/makalah-infeksi-sifilis-penyakit-kelamin-penyakit-seksual-menular-pada-pria-dan-wanita)

B. PENYEBAB
Sifilis disebabkan oleh Treponema Pallidum. Treponema Pallidum termasuk golongan Spirochaeta yang berbentuk seperti spiral dengan panjang antara 5- 20 mikron dan lebar 0,1- 0,2 mikron, mudah dilihat dengan mikroskop lapangan gelap akan nampak seperti spiral yang bisa melakukan gerakan seperti rotasi. Organisme ini bersifat anaerob mudah dimatikan oleh sabun, oksigen, sapranin, bahkan oleh Aquades. Didalam darah donor yang disimpan dalam lemari es Treponema Pallidum akan mati dalam waktu tiga hari tetapi dapat ditularkan melalui tranfusi mengunakan darah segar




C. DIAGNOSA
Dengan melihat adanya luka primer di daerah genital atau tempat lain seperti mulut. Sifilis dapat didiagnosa dengan uji RPR (Rapid Plasminogen Reagent). Dengan uji RPR akan terdeteksi antibody dari treponema palladium, uji ini memeriksa respon tubuh terhadap penyakit, tidak langsung ke bakteri spirokheta. Uji ini menggunakan sampel darah dan serum seseorang yang ingin diperiksa untuk mencari antibody nonspesifik di dalam darah pasien dan yang dicurigai mengandung mikroorganisme T. Pallidium yang menyebabkan sifilis dengan bantuan partikel karbon. Kata “Reagin” disini berarti pemeriksaan ini bukan untuk mengetahui antibody yang melawan bakteri penyebab, namun lebih kepada antibody yang melawan substansi atau bahan yang dilepaskan oleh sel yang rusak oleh bakteri T. pallidum. Apabila partikel karbon tidak menunjukkan adanya penggumpalan, maka hasil tes negative akan tetapi apabila partikel karbon menunjukkan penggumpalan maka dapat dikatakan bahwa hasil tes positif, yang menunjukkan proses flokulasi cardiolipin-antigen karena adanya antibody dalam serum.

D. GEJALA
Sifat-sifat yang mendasari virelensi Treponema pallidum belum dipahami selengkapnya tidak ada tanda- tanda bahwa kuman ini bersifat toksigenik karena didalam dinding selnya tidak ditemukan eksotosin ataupun endotoksin. Meskipun didalam lesi primer dijumpai banyak kuman namun tidak ditemukan kerusakan jaringan yang cukup luas karena kebanyakan kuman yang berada diluar sel akan terbunuh oleh fagosit tetapi ada sejumlah kecil Treponema yang dapat tetap bertahan didalam sel makrofag dan didalam sel lainya yang bukan fagosit misalnya sel endotel dan fibroblas. Ini dapat menjadi petunjuk mengapa Treponema pallidum dapat hidup dalam tubuh manusia dalam jangka waktu yang lama, yaitu selama masa asimtomatik merupakan ciri khas dari penyakit sifilis. Sifat invasif Treponema sangat membantu memperpanjang daya tahan kuman didalam tubuh manusia.
Timbul benjolan di sekitar alat kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu, yang akan menghilang dengan sendirinya tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 minggu setelah hubungan seks. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, setelah 5-10 tahun penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil, penyakit ini dapat menular kepada bayi yang dikandungnya yang mengakibatkan kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental. Jika tidak diobati gejala sipilis akan muncul dalam empat tahap.
1. Stadium Satu (primer)
Muncul 9-90 hari setelah terinfeksi. Stadium ini ditandai oleh munculnya luka yang kemerahan dan basah di daerah vagina, poros usus atau mulut. Luka ini disebut dengan chancre, dan muncul di tempat spirochaeta masuk ke tubuh seseorang untuk pertama kalinya. Pembengkakan kelenjar getah bening juga ditemukan selama stadium ini. Setelah beberapa minggu, chancre tersebut akan menghilang. Stadium ini merupakan stadium yang sangat menular. Pada kebanyakan wanita, infeksi awal biasanya akan terlihat sembuh sendiri, tanpa perawatan. Namun 25%nya akan masuk ke stadium kedua, yang timbul beberapa minggu hingga bulan setelah stadium pertama.
2. Stadium dua (sekunder)
Kalau sifilis stadium satu tidak diobati, biasanya para penderita akan mengalami stadium yang mengenai seluruh tubuh dan menyerang berbagai organ. Penderita mungkin mengalami berbagai gejala yang bermacam-macam, dan yang tersering adalah kulit yang berbintik merah dan tidak gatal di telapak tangan atau kaki. Biasanya timbul juga gejala demam, sakit kepala, kerontokan rambut, sakit tenggorokan, ada noda di hidung, mulut, dan vagina. Di dekat vagina juga tampak tumbuh bagian seperti kutil. Infeksi pada stadium ini bisa terjadi dengan kontak biasa. Stadium ini biasanya berlangsung selama satu sampai dua minggu.
3. Stadium laten
Kalau sifilis stadium dua masih juga belum diobati, para penderitanya akan mengalami apa yang disebut dengan sifilis laten. Hal ini berarti bahwa semua gejala penyakit akan menghilang, namun penyakit tersebut sesungguhnya masih bersarang dalam tubuh, dan bakteri penyebabnya pun masih bergerak di seluruh tubuh. Sifilis laten ini dapat berlangsung hingga bertahun-tahun lamanya.
4. Stadium tiga (tersier)
Penyakit ini akhirnya dikenal sebagai sifilis tersier. Pada stadium ini, spirochaeta telah menyebar ke seluruh tubuh dan dapat merusak otak, jantung, batang otak dan tulang
Pada stadium ketiga, bakteri kembali menyerang seluruh tubuh dan beberapa gejalanya adalah:
a. pembuluh arteri besar (aorta) melebar, menyebabkan gangguan jantung
b. terbentuknya bengkak bulat (nodul) di berbagai organ yang disebut gumma
c. infeksi ke otak, menyebabkan struk, gangguan jiwa, radang selaput otak (meningitis)
d. gangguan penglihatan
e. gangguan pendengaran hingga tuli

E. CARA PENULARAN
Harus terjadi kontak langsung dengan kulit orang yang telah terinfeksi disertai dengan lesi infeksi sehingga bakteri bisa masuk ke tubuh manusia. Pada saat melakukan hubungan seksual (misal) bakteri memasuki vagina melalui sepalut lendir dalam vagina, anus atau mulut melalui lubang kecil. Sifilis sangan infeksius pada tahap 1 dan 2. selain juga dapat disebarkan per-plasenta, serta transfuse darah.

F. SIFILIS DALAM KEHAMILAN
Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 16 kehamilan, dimana treponema telah dapat menembus barier plasenta. Apabila infeksi pada kehamilan karena tidak melakukan pemeriksaan antenatal yang adekuat akan mempunyai pengaruh buruk pada janin.
Pengaruh terhadap janin antara lain:
- Kematian janin
- Partus prematurus
- Bayi lahir dengan sifilis konginetal

G. PENGOBATAN
Pengobatan sifilis bergantung pada stadium yang tengah berlangsung. Penderita akan dibeikan penisilin kerja panjang pada stadium awal dan akhir. Bila pada pasien sudah mengenai komplikasi pada otak, maka memerlukan pengobatan penisilin melalui pembuluh balik (vena). Antibiotika yang dapat digunakan lainnya adalah doksisiklin dan tetrasiklin.
Pengobatan sifilis dalam kehamilan yaitu dengan penisilin. 1 kali penyuntikan penisilin dirasa telah cukup adekuat, meski beberapa penderita memerlukan 1-3 kali injeksi penisilin. Dokter akan meminta penderita yang telah menjalani medikasi untuk melakukan tes darah setahun kedepan, dimaksudkan untuk memastikan bakteri telah lisis dari tubuh penderita. Menerapkan pola hubungan seksual yang sehat dan aman. Bagi penderita yang alergi penisilin, dapat diganti dengan eritromycine atau tetrasiklin.

H. PENCEGAHAN
- Menghindari seks yang tidak aman
- Tidak berganti-ganti pasangan
- Selalu menjaga kebersihan alat kelamin

I. PENATALAKSANAAN
a) Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada persalinan.
b) Menerapkan prinsip pencegahan infeksi pada penggunaan instrumen.
c) Pemberian antibiotika, misal : Benzalin pensilin 4,8 juta unit IM setiap minggu dengan 4x pemberian; Dofsisiklin 200 mg oral dosis awal, dilanjutkan 2×100 mg oral hingga 20 hari; Sefriakson 500 mg IM selama 10 hari.
d) Sebelum pemberian terapi pada bayi dengan dugaan/ terbukti menderita sifilis kongenital, maka dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis dan uji serologik tiap bulan sampai negatif. Berikan antibiotik : Benzalin pensilin 200.000 IU/ kgBB per minggu hingga 4x pemberian; Sefriakson 50 mg/ kg BB dosis tunggal (per hari 10 hari).
e) Lakukan konseling preventif, pengobatan tuntas dan asuhan mandiri.
f) Memastikan pengobatan lengkap dan kontrol terjadwal.
g) Pantau lesi kronik atau gejala neurologik yang menyertai.










Daftar pustaka

Nugraheni, E. 2010. Asuhan Kebidanan pathologi. Pustaka Rihama. Yogyakarta

Prawiroharjo, S. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta

Prawiroharjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta

Varney, H, dkk. 2006. Buku ajar Asuhan Kebidanan. EGC. Jakarta

Widyastuti, Y, dkk. 2008. Kesehatan Reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta

http://ravethouscare.wordpress.com/2009/06/22/penyakit-menular-seks/ 2 Oktober 2010 19:15

http://www.lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/ 2 Oktober 2010 19:20

http://www.g-excess.com/id/pengertian-dan-gejala-pms-dan-hivaids-%E2%80%93-penyakit-menular-sexsual.html 2 Oktober 2010 19:30

http://onlinelibraryfree.com/2010/makalah-infeksi-sifilis-penyakit-kelamin-penyakit-seksual-menular-pada-pria-dan-wanita/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar