IKLAN1

AKU

Sabtu, 11 Desember 2010

Keputihan (Leukorea)

I. Pengertian

Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genital yang bukan darah,atau keluarnya cairan berlebihan dari liang senggama (vagina) yang terkadang disertai rasa gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir kemaluan, kerap disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu berkemih atau bersenggama.
Keputihan atau Fluor Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
Keputihan atau Leukorea bukanlah penyakit,tetapi gejala penyakit,sehingga sebab yang pasti perlu di tetapkan.
II. Klasifikasi keputihan
Menurut para pakar sex (pakar seksologi), perbedaan fisiologik dan patologik adalah, pada fisiologik cairan kadang-kadang berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang. Sedangkan pada patologik, terdapat lebih banyak leukosit. Mungkin leukorea merupakan gejala yang paling sering di jumpai pada penderita ginekologik; adanya gejala ini di ketahui penderita karena mengotori celananya.

Keputihan karena fisiologik dapat ditemukan pada :
a. bayi yang baru lahir hingga berumur kira-kira sepuluh hari,disini sebabnya adalah pengaruh estrogen dari placenta terhadap uterus dan vagina janin.
b. waktu menarche, karena mulai terdapat pengaruh estrogen,leukorea isini hilang sendiri,akan tetapi dapat menimbulkan keresahan pada orang tuanya.
c. wanita dewasa apabila ia dirangsang sebelum dan pada waktu koitus (Coitus), disebabkan oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina.
d. waktu ovulasi dengan sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
e. pada wanita berpenyakit menahun dengan neurosis,
f. dan wanita dengan ektropion porsionis uteri.

Sementara keputihan patologik utamanya disebabkan infeksi (jamur, kuman, parasit, virus). Di sini cairan banyak mengandung leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,sering kali lebih kental dan berbau. Namun dapat pula akibat adanya benda asing dalam liang senggama, gangguan hormonal akibat mati haid, kelainan bawaan dari alat kelamin wanita, adanya kanker atau keganasan pada alat kelamin terutama di leher rahim.

III. Gejala keputihan
• Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
• Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.
• Warna cairan keputihan bervariasi, dari putih, kekuningan, abu-abu, dengan konsistensi cair hingga kental atau bahkan berbentuk seperti kepala susu.
• Bau dari keputihan pun beragam, dapat tanpa bau, berbau telur busuk, bahkan anyir seperti ikan mentah.
Celakanya, keputihan dapat menyerang wanita mulai dari kanak-kanak hingga menopause. Hal ini karena keputihan terbagi menjadi dua, fisiologik dan patologik.
Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
• Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
• Gadis muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Beberapa kondisi dengan leukorea abnormal :
 Keganasan alat kelamin, pada kondisi ini kadang di sertai warna darah.
 Terkena benda asing, ini dapat terjadi pada anak yang memasukan benda asing ke dalam liang senggama.(Penulis buku “Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita”, Ida Bagus Manuaba,pernah mengeluarkan tutup botol logam yang masuk ke liang senggamapada anak umur 9 tahun) , atau juga alat kontrasepsi IUD.
 Adanya tumor jinak,yaitu polip mulut rahim atau polip rahim dan bentuk tumor lainnya.

IV. Penyebab keputihan
Penyebab keputihan secara umum adalah:
• Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar
• Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
• Sering menggunakan WC Umum yg kotor
• Tidak mengganti panty liner
• Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina
• Sering bertukar celana dalam/handuk dgn orang lain
• Kurang menjaga kebersihan vagina
• Kelelahan yang amat sangat
• Stress
• Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
• Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
• Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
• Tinggal di daerah tropis yang lembab
• Lingkungan sanitasi yang kotor.
• Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
• Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
• Kadar gula darah tinggi
• Hormon yang tidak seimbang
• Sering menggaruk vagina
Sedangkan dengan memperhatikan cairan yang keluar, kadang-kadang dapat diketahui penyebab keputihan.
• Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.
• Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.
• Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.

Infeksi akibat kuman (bakteri), misalnya akibat;
• Gonococcus, atau lebih dikenal dengan nama GO. Warnanya kekuningan, yang sebetulnya merupakan nanah yang terdiri dari sel darah putih yang mengandung kuman Neisseria gonorrhoea. Kuman ini mudah mati setelah terkena sabun, alkohol, deterjen, dan sinar matahari. Cara penularannya melalui senggama.
• Chlamydia trachomatis, kuman ini sering menyebabkan penyakit mata trakhoma. Ditemukan di cairan vagina dengan pewarnaan Diemsa.
• Gardenerella, menyebabkan peradangan vagina tak spesifik. Biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina berbentuk khas clue cell. Menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin bau amis, berwarna keabu-abuan.
• Treponema pallidium, adalah penyebab penyakit kelamin sifilis. Penyakit ini dapat terlihat sebagai kutil-kutil kecil di liang senggama dan bibir kemaluan.
• Infeksi akibat jamur biasanya disebabkan spesies candida. Cairannya kental, putih susu (sering berbentuk kepala susu), dan gatal. Vagina menjadi kemerahan akibat radang. Predisposisinya adalah kehamilan, Diabetes melitus, akseptor pil KB.

Parasit penyebab keputihan terbanyak adalah Trichomonas vaginalis. Cairannya banyak, berbuih seperti air sabun, bau, gatal, vulva kemerahan, nyeri bila ditekan atau perih saat buang air kecil. Sementara keputihan akibat virus disebabkan Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes simpleks.
Infeksi lain yang mungkin dapat timbul adalah :
1. Penyakit hubungan seks. (Gonorea,Kondiloma,Sifilis.)
2. Candida albicans.(keputihan bergumpal,dan terasa gatal)
3. Trikomonas vaginalis.(Keputihan encer,berbau,terasa gatal,pada vagina tampak gigitan nyamuk).

V. Penanggulangan Keputihan

Keputihan sebagai gejala penyakit dapat di tentukan melalui berbagai pertanyaan yang mencakup kapan di mulai , berapa jumlahnya, apa gejala penyertanya (gumpalan atau encer,ada luka di sekitar alat kelamin,pernah di sertai darah, ada bau busuk, menggunakan AKDR), adakah demam, rasa nyeri di sekitar kemaluan.
Hal ini dapat di lanjutkan pemeriksaan lain untuk mempertegas diagnosis,yaitu dengan,
1. pemeriksaan inspekulo :
a. Dari mana asalnya keputihan.
• Mulut rahim
• Hanya bersifat lokal
b. Bagaimana dinding vagina
• Warnanya
• Apakah terdapat bintik merah,seperti di gigit nyamuk
• Apakah keputihan bergumpal atau encer
• Apakah keputihan melekat pada dinding vagina
c. Bagaimana mulut rahim
• Apakah tertutup oleh keputihan
• Apakah terdapat perlukaan
Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat tertentu untuk mendapatkan gambaran alat kelamin yang lebih baik, seperti melakukan pemeriksaan kolposkopi yang berupa alat optik untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang senggama dan bibir kemaluan.
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan terhadap keputihan mencakup pewarnaan gram (untuk infeksi bakteri), peparat basah (infeksi trikomonas), preparat KOH (infeksi jamur), kultur atau pembiakan (menentukan jenis bakteri penyebab), Pap Smear (untuk menentukan adanya sel ganas).
Bidan dapat melakukan tindakan :
• Melakukan pertanyaan tentang berbagai masalah keputihan
• Melakukan pemeriksaan inspekulo
• Pengambilan preparat pemeriksaan laborat dan pap smear
• Melakukan konsultasi dengan puskesmas atau doker ahli

Lalu, bagaimana pengobatan yang rasional untuk mengatasi keputihan? Beberapa cara dapat dilakukan, yaitu sebagai penawar saja, obat pemusnah atau pemungkas, dan melakukan penghancuran lokal pada kutil leher rahim, liang senggama, bibir kemaluan, atau melakukan pembedahan.

Obat-obat penawar misalnya Betadine vaginal kit, Intima, Dettol, yang sekadar membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak membunuh kuman penyebabnya. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan radioaktif atau penyuntikan sitostatika. Sedangkan obat pemusnah misalnya vaksinasi, tetrasiklin, penisilin, thiamfenikol, doksisiklin, eritromisin, dsb.

Sementara penghancuran lokal dan pembedahan berupa pengangkatan sebagian jaringan leher rahim, dengan menggunakan kawat berlubang yang dialiri listrik atau dipancung berbentuk kerucut ke bawah menggunakan pisau bedah yang disebut konisasi.

Atau bisa dilakukan pengangkatan seluruh badan kandungan yang disebut histerektomia (jika ada prakanker leher rahim, atau kanker leher rahim).

Banyak juga keputihan yang membandel. Karena itu, lebih baik mencegah ketimbang mengobati. Dalam kasus keputihan, pencegahan bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti menggunakan alat pelindung (kondom), pemakaian obat atau cara profilaksis (pemakaian obat antibiotika disertai dengan pengobatan terhadap jasad renik penyebab penyakit), dan melakukan pemeriksaan dini.
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar